PASURUAN - Berdasarkan data BMKG melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo puncak kemarau di Jawa Timur dominan terjadi di Bulan Agustus dan hanya disebagian kecil wilayah Jawa Timur yang mengalami puncak kemarau pada Bulan September 2022.

Menindaklanjuti hal tersebut, Tim Reaksi Cepat BPBD Kab. Pasuruan melakukan kaji cepat dan diperoleh 17 (tujuh belas) desa di 6 (enam) kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan di Kabupaten Pasuruan. Jumlah desa yang mengalami kekeringan pada tahun 2022 mengalami penurunan dimana pada data tahun sebelumnya terdapat 23 (dua puluh tiga) desa menjadi 17 (tujuh belas) desa. Hal ini dikarenakan terdapat peningkatan infrastruktur penunjang berupa pipanisasi Banyubiru, SPAM Umbulan dan pamsimas.

Desa potensi kekeringan tersebut antara lain di Kecamatan Lumbang di Desa Cukurguling, Karangjati, Bulukandang dan Watulumbung. Kecamatan Winongan di Desa Jeladri, Desa Kedungrejo, Desa Sumberrejo. Kecamatan Pasrepan di Desa Sibon, Desa Petung, Desa Ngantungan, Desa Mangguan. Kecamatan Kejayan di Desa Kedungpengaron. Kecamatan Gempol di Desa Wonosunyo. Kecamatan Lekok di Desa Semedusari, Desa Wates, Desa Pasinan, Desa Balonganyar.

Dari 17 (tujuh belas) desa potensi kekeringan tersebut, baru 3 (tiga) desa yang melaporkan adanya kekeringan di wilayah Kecamatan Pasrepan. Ketiga desa tersebut antara lain Desa Mangguan, Desa Sibon dan Desa Klakah.

"Setelah menerima permohonan penyaluran air bersih oleh pemerintah desa yang diketahui oleh camat, langsung ditindaklanjuti dengan bantuan distribusi air bersih ke Desa Mangguan, Sibon dan Klakah. Masing-masing 5000 liter," Ungkap Ridwan Harris, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan.

Dengan adanya kekeringan di tiga desa tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan menghimbau masyarakat agar menggunakan air bersih dengan bijak. Apabila sangat memerlukan bantuan, maka bisa langsung menghubungi pemerintah desa maupun kecamatan untuk diteruskan kepada BPBD Kabupaten Pasuruan.